Senin, 03 April 2017

Semut Rangrang sebagai Predator Potensial Tanaman Perkebunan

Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina) termasuk serangga dalam ordo Hymenoptera, family Formicidae1. Semut rangrang merupakan serangga eusosial (sosial sejati), dan kehidupan koloninya sangat tergantung pada keberadaan pohon (arboreal). Seperti halnya jenis semut lainnya, semut rangrang memiliki struktur sosial yang terdiri atas: Ratu, Pejantan, Prajurit, dan Pekerja. Semut angkrang atau rangrang biasanya membuat sarangnya di antara daun pohon. Semut ini sangat ganas pada kebanyakan serangga lain, sehingga banyak dimanfaatkan para petani untuk mengendalikan OPT tanaman perkebunan.
Dalam perkembang biakannya semut Rangrang membutuhkan nutrisi untuk kelangsungan hidup. Hal tersebut didapatkannya dengan memangsa hama serangga seperti lalat, belalang, kupu-kupu, ulat, dll. Makanan akan disimpan dalam sarang semut Rangrang sebagai cadangan saat sumber makanan di sekitar sarang berkurang. Dalam kondisi lingkungan yang optimal, ratu semut mampu bertelur 240 - 700 butir per hari dalam bentuk gundukan sebesar setengah tetes air2, terus-menerus selama 12 bulan sebelum akhirnya mati. Telur-telur ini akan didistribusikan keseluruh sarang dalam koloni oleh semut pekerja dengan menempelkan setiap telur ke dinding sarang3.
Semut Rangrang menjadi musuh alami pada sekitar 16 spesies hama yang menyerang tanaman yaitu kakao, kelapa, kelapa sawit, mangga, eukaliptos dan jeruk5. Semut Rangrang dikenal sebagai predator yang agresif dan aktif memburu mangsa. Mangsa semut yang beraneka macam, mulai macam serangga, termasuk PBK. Pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa semut ini juga sering ditemui berkumpul dalam jumlah banyak pada buah kakao yang mempunyai populasi kutu putih. Selain itu Rangrang juga dapat memangsa larva PBK yang akan berpupa, Rangrang dapat mengganggu imago PBK untuk meletakkan telurnya sehingga semut ini merupakan agens hayati yang potensial untuk mengendalikan PBK2.
Pada tanaman kopi dan kakao, predator alami seperti semut rangrang mampu berkeliling di sekitar buah kopi sehingga mampu mengurangi serangan PBKo1. Selain itu, semut yang berasosiasi dengan kutu membantu mengurangi serangan PBKo. Jumlah kutu hijau yang bersimbiosis dengan semut Azteca instabilis pada pohon kopi berkorelasi negatif dengan proporsi buah kopi yang diserang PBKo. Asosiasi antara semut dan kutu - kutuan dinilai lebih menguntungkan karena semut mampu mencegah serangan hama yang lebih merusak.
Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Falahudin (2012), menyatakan bahwa semut ini efektif pada beberapa ulat diperkebunan kelapa sawit terutama ulat api dengan kematian 83 %. Selain itu, semut Rangrang juga mampu membentuk sarang sendiri dari beberapa benda tidak tembus cahaya (di alam liar biasanya helai daun) guna mendapatkan intensitas cahaya yang tepat, dijalin dengan menggunakan bahan benang sutera yang dikeluarkan dari larva (sejenis sutera kepompong pada ulat daun), dicampur feromon dari mulut semut Rangrang dewasa dan dikeringkan dengan sarang dalam satu tempat atau dalam tempat yang berbeda dalam satu koloni.



Sumber
1Armbrecht, I. dan M.C. Gallego. 2007. Testing Ant Predation on the Coffee Berry Borer in Shaded and Sun Coffee Plantations in Columbia. Entomologia Experimentalis et Applicata 124:261-267. Available on http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/ akses tanggal 24 November 2016.
2Bustillo, A.E., R. Cardenas dan F.J. Posada. 2002. Natural Enemies and Competitors of Hyphotenemus hampei (Coleoptera: Scolytidae) in Colombia. Neotropical Entomology 31(4):635 – 639. Available on http://www.scielo.br/scielo.php akses tanggal 24 November 2016.
3Dirjen Perkebunan, 2006. Pedoman Teknis Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) pada Tanaman Kakao. Jakarta. 2006. Halaman 27.
4Falahudin I, 2012. Peranan Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina) dalam Pengendalian Biologis pada Perkebunan Kelapa Sawit. IAIN Raden atah. Palembang. Available on http://digilib.uinsby.ac.id/7542/1/Buku 6 Fix_7.pdf akses tanggal 24 November 2016.
5Suhara. 2009. Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina). Universitas Pendidikan Indonesia. Halaman 10.

Penulis : MS Ansori
Photoby: MS Ansori



Sumber : BPTP Disbun Jabar
Penulis : MS Ansori

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teknik Budidaya Tanaman Padi Sawah Yang Tepat

Mungkin untuk melakukan budidaya tanaman padi ini Cuma sebagian orang saja yang ingin menggelutinya, pasalnya, orang – orang Indones...